Entah mengapa, malam ini sedikit royal. Nafsu makan-makan meningkat. Jarang sekali, jajan makanan sampai 100ribuan macem-macem dalam satu malam. Mungkin berasa gak bakal nemu makanan-makanan ini lagi dikemudian hari. Kaya yang mau pergi jauh aja ya. 😁
Perjalanan malam selasa bersama unchik ini, aku mulai dari keliling taplau (tapi lauik). Menikmati sejuknya suasana angin malam. Dari ujung tugu perdamaian, lalu berkelok menuju jembatan siti nurbaya.
Stop! Motor birupun berhenti didepan ibu berjilbab hijau yang sibuk mengipas jagung bakar. Yups. Aku awali jajan malam ini dengan jagung bakar pedas. "Buk, Jaguang baka 3, padeh, dibungkuih", sahutku.
Sambil menunggu jagung, akupun berkelakar dengan unchik. Kami bercerita seenaknya dan sekenanya. Unchik bercerita tentang kehidupan kosnya, kampus, janjinya yang akan membuktikan kalau ia akan sukses meraih ipk min. 3 dengan SKS (sistem kebut semalam) saat akan ujian. Hehe. Akupun lebih memilih bercerita tentang kabar terkini lelaki yang pernah aku taksir dulu. Yaa apalagi yang ditunggui oleh adik, kalau bukan cerita seperti ini. "Uni pokoknya uni harus berjodoh dengan seorang yang kaya, enak dipandang, sayang keluarga, sama2 ngaji", gumamnya ditengah cerita. Akupun terheran, "Loh, kenapa harus kaya?". "Agar nantik aku terjamin hidupnya, seneng dijajanin mulu", jawab unchik cepat & tegas. Tawa kamipun mengurai lepas ke udara bersama sejuknya angin pantai. (Dalam hati aku bergumam, dihidupku entah jodoh dulu yang bertamu, atau sesuatu yang lebih pasti yang mendahuluinya).
Perjalanan dilanjutkan dari muaro ke asrama ganting, Kedai Takoyaki tujuanku. Unchik pecinta cemilan bulat yang satu ini. Sambil menunggu takoyaki, aku sempatkan membeli 2 es krim untuk dinikmati sembari menunggu orderan selesai.
Adikku ini memang bukan "akhwat" sholehah, dari segi pakaian ia belumlah syar'i, namun dari segi pemahamannya aku ancungi jempol. Bahkan aku yang banyak diingatkannya malam ini. Ia selalu bisa berkomunikasi dengan aku -yang kakaknya- dengan memulai bertanya, lalu memberi pandangan sendiri.
"Uni, 2 orang temanku disatu kepengurusan lembaga kerohanian 2 tahun lalu, yang dulunya mereka hanya komunikasi chit chat, sekarang mereka pacaran. Padahal menurutku, bukankah ada batasan2 komunikasi antara ikhwan-akhwat itu? Okelah jika mereka komunikasi hanya pagi-siang-sore, ini sampe malam lewat jam 9 masih saja "komunikasi"."
Akupun menimpalinya, "loh, koq ga dibilangin ke mereka?"
Unchik menjawab singkat, "ada, tapi kadang aku merasa belum cukup ilmu menceramahi mereka yang lebih tertutup dalam jilbabnya dariku."
Aahh, kenapa cepat sekali kau dewasa dik. Aku harus hati-hati untuk menjaga perasaan adikku ini, aku saja masih sulit melakukannya. Senang & haru rasanya. Semoga Allah senantiasa membimbingmu dalam jalanNya yang lurus dan semakin taat. Memang, untuk menuju baik itu butuh proses yang tak mudah, banyak rintangannya. Ada duri disana sini, ada batu yang siap menjadi penghalang. Ada orang-orang yang siap menontonmu, tak jarang menertawakanmu, bahkan meremehkanmu. Namun jika kamu masih diuji dengan masalah yang sama dengan kemarin, tandanya kamu belumlah lulus ujian yang lalu. Maka berhati-hatilah menjaga hati. Takutlah padaNYA.
Hmm.. kembali ke hunting malam. Perjalanan kami sudahi dengan membeli martabak mesir & roti cane di sawahan. Lengkap sudah menu cemilan malam ini. Kembali, dietmu tak berhasil dik, hehe. Slogan "Uni Gapuak, Adiak Kuruih", yang merupakan cita-citaku dan kamu, mungkin sementara ini hanya akan tetap terukir di baju couple sablonan kita. Berusahalah terus menjadi baik ya dik.
●rumahganting●00:08●26917
Komentar
Posting Komentar